Sabtu, 09 Januari 2021

Berat badan seret? Solusi GTM apa ya?

 Teman teman halwa lagi bahas tentang sesuatu yang selalu aja bikin emaknya pusing kalau turun/tetep. Apa itu? 


Bb. Bukan blackberry ya, berat badan!


Iya. Bb selaluuuuu aja dibahas. Mulai dari baru lahir, sampai saat ini mau 9 bulan. 


Bb lahir Halwa dulu 2,5kg. Termasuk pass alias paling miniiim banget buat se ukuran newborn. Tapi yang aku ucapkan waktu itu apa? Bukan ngedumel 

"eh kok bb nya dikit. Aku makannya dikit ya selama ini?"

"Padahal di USG udah 3kgan, ko dikit ya?"


Noo!! Pikiran itu memang ada, tapii nanti setelah beberapa bulan berjalan.

Bidan sih nyeletuk," Kecil ya. Pendek lagi (bayinya)"


Tutup kuping!!


Bodo amat, ga usah baper. Aku belajar dari instagram, buku, facebook, curhatan emak-emak, kalau selamanya hidup kita itu akan dikomentari oleh orang. Jadi cuek aja. Biarin. 


Yang aku syukuri.. Halwa sehat, tidak kurang suatu apapun. Badannya bersih. Lahirnya lancar (meski aku pakai induksi dikit di pembukaan akhir). Yang penting welcome to this world, anak sholihahku. 😍


Aku bahkan ga percaya, sesuatu yang kubawa selama 9 bulan itu sudah keluar dengan lancar. Bahkan aku terimakasih sekali pada bu bidan yang menuntunku dengan tidak sabar 🤣 


Yang pasti aku tahu, bidan melakukan "gitu" Karena ingin proses melahirkanku lancar. Semuanya sehat. Tak peduli dia ngomongin aku apa, thankyouu so much bidankuu. Ini baru permulaan omongan. "Hei kuping, kamu harus sabarr ya"


1 bulan - 7 bulan alhamdulillah BB aman sesuai target. Eeng ing eng.. 


7 bulan bb nya ga sesuai. Jleb.


Apa salahhku??

Semuanya dievaluasi. 

✒ makannya berapa suap? Menu lengkapnya gimana?

✒ aturan makan 2.30.2 ditepati ngga?

✒ asinya cukup?

Pada akhirnya, aku menemukan beberapa asumsi. Memang, halwa lagi belajar menemukan makanan favoritnya. Aku percaya, bahwa makan itu harus menyenangkan. 


Kalau ngga menyenangkan atau harus dipaksa itu brarti salah aku, umminya. 


Manis/ gurih? Rasanya enak ngga? Jamnya udah pas ? Camilannya kebanyakan? Sering dikasih makanan di luar jam makan? Susunya jarang? 


Setelah evaluasi, aku coba atur lagi jam makannya. Mungkin Halwa suka yg gurih, aku banyakin menu dengan santan. Camilan kurangi dulu. Alhamdulillah 2 minggu nimbang lagi, hasilnya membahagiakan 😍


Sekarang, nungguin 2 minggu lagi agak kelamaan ya. Tapi, dlam hati udah lebih tenang sih, karena 2 minggu kemarin udah mencapai target. Alhamdulillah


Buat ibu2 di luar sana yang galau BB anak. Selowwww.. Coba dengarkan omelan orang2. Kalau omelannya ga berbobot, misalnya ngomelin 

" Kok makin kurus ya Halwa." 

"Makannya ngga doyan ya?"

"Kasih buah sayur yang banyak, biar lancar pupnya"


Aishhh.  Ku tutup kuping dan tersenyum paksa. Biarlah di luar tersenyum tapi di dalam bodo amat. 


Sekarang, mereka menilai kurus dari luar?? Helloooww 2 minggu lalu dah nimbang, aman ko (emot melet)

Makan ngga doyan? Ada yang doyan, ada yang enggak. Saya sebagai ibunya masih semangat ngenalin berbagai makanan kok. Mulai ikan, ayam, telur, daging, udang dll. Karbonya juga ganti2 ada mi, misoa, ubi, kentang, roti. 

Trus kata siapa ya sayur dan buah ngelancarin pup??? Menurut dokter meta, SpA (tuh ditambahin spesialis), sayur dan buah itu sifatnya PENGENALAN. Yaa, kira2 5 gr aja. 


Nah, gitu deh. Siapa sekarang yang harusnya tutup kuping? Atau tutup mulut aja mendingan? 


Tuh ibu2 dibilang seloww kan, ga percaya. Siapa sekarang yang bener?? Kalau dah selow, pelan2 evaluasi dan praktek terus. Kalau jenuh, coba ajukan bubur fortif. Sekarang kan ada tekstur  untuk 8 bulan ke atas. 


Nah gitu yaa, sekian curhat malam kali ini. Semoga manfaat😊


Jumat, 25 September 2020

Cerita Lahir Anak Pertamaku, Halwa Alula Syakiyrah – Part 1

Alhamdulillah, sejak awal kehamilan aku sudah mencari informasi tentang hamil, melahirkan, menyusui. Bahkan insight soal pendidikan anak ke depannya juga sudah mulai gencar mencari informasi dari sumber terpercaya beserta pengalaman dari bunda-bunda lainnya.

Sebab, menurutku, siapa lagi yang menyediakan nutrisi terbaik kalau bukan ibunya? siapa lagi kalau bukan ibunya yang mendidik anaknya nanti? Siapa yang disalahkan jika nauzubillah anaknya kenapa-napa? Siapa yang DITANYA oleh Penciptanya kalau bukan orangtua (terutama ibunya)?

Maka dari itu,sebelum mencari informasi, aku membuat 1 folder dulu di HP. Judulnya “hamil” :D

Taraaa! Ada catatan pertama oktober 2018 (haha rajin)

Catatan itu tentang tanda-tanda implamantasi saat hamil, tips hamil kembar (sempat ingin kembar seperti sepupu tapi qodarullah Allah tau yang terbaik), daftar dokter di Tangerang selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Barat), makanan yang baik bagi ibu hamil, kemudian pendapat ibu hamil di grup dan sebagainya banyak banget. Singkat cerita, alhamdulillah Allah amanahkan garis dua di Hari Raya Idul Adha 2019.

 Dan perjalanan sebagai ibu hamil dimulai. Trimester pertama, biasa aja. Mual muntah nggak pernah. Semuanya dimakan. Obat dari bidan yaitu kalsium dan zat besi ludes diminum. Kontrol USG sebulan sekali, kontrol di bidan seminggu sekali. Memasuki trimester kedua, perut sudah kelihatan memblendung. Semua makanan dan minuman sehat dikonsumsi. Alhamdulillah, mertua, suami, dan orang kantor pengertian. Hampir semua makanan ditawari. Sampe eneg :D Memasuki trimester ketiga, CD sering basah. Aku sudah konsultasi ke bidan dan katanya coba di USG. Kata dokter, ketubannya agak kelebihan, jadi perlu dikontrol minggu depan. 
“Waduh kelebihan, Dok? Berarti saya nggak boleh banyak minum?” Tanyaku pada dokter.

“Bukan karena minum, Bu. Mungkin memang bayinya sering kencing di dalam.”

“Lha, Dok, itu nggak papa?”

“InsyaAllah  nggakpapa. Nanti rutin cek aja.”

Dan akhirnya, kami pulang. Namun, sebagai ibu yang peduli dengan kesejahteraan si bayi, aku mencari tau dari pengalaman ibu-ibu di grup. Ini pengalaman pertama dari sejarah penggalian informasi, bahwa bayi bisa terlalu banyak kencing! Hehe ada-ada saja, ya. Gemess klo ingat hal itu.

Nah, di grup facebook, aku search curhatan terkait “ketuban”. Aku menemukan beberapa tulisan di postingan "memperbanyak ketuban bisa diusahakan dengan banyak minum dan minum air kelapa". Lha kan, bener!!! Batinku saat itu. Akhirnya aku coba mengurangi minum harian. Ketika kontrol lagi, alhamdulillah dokter bilang sudah cukup ketubannya. Karena kekhawatiranku soal ketuban ini, aku cek juga di dokter lain, beliau bilang ketuban masih cukup alhamdulillah.

Memasuki 8 bulan, aku mulai yoga mengikuti bidan-bidan bersertifikat nasional. Kelas yoga, youtube, ig live, semua diikuti. Cuma satu saran yang nggak kuikuti: makan durian dan nanas. Ummiku bilang, jangan makan makanan itu, takut panas. Padahal, dari kelas yang kuikuti, ada beberapa bumil yang berhasil, tapi ya sudahlah pakai cara alami lainnya saja. Sebab pada minggu ke 38 ini, banyak bayi sudah ingin keluar di minggu ini. Namun, aku masih berusaha merangsangnya secara alami, missal jalan kaki dan yoga. Aku yakin, setiap bayi ada jalan lahirnya masing-masing. Usaha normal boleh, namun Allah tetap penentu terbaik, kan? Jika memang nanti takdirnya operasi, kita harus sama-sama menerima demi kesehatan ibu dan bayinya. Saat minggu ke-38 itu, aku rutin kontrol USG untuk memantau kecukupan ketuban, posisi janin, dan detak jantung. Alhamdulillah semua masih memberikan kabar baik. Tinggal menunggu sinyal dari bayi.

Kelanjutan ceritanya ada di next post, ya!


#ceritalahir #birthstroy #ceritahamilanakpertama #ceritahalwa

Minggu, 08 Desember 2019

Tips-tips Mempersiapkan Persalinan yang Nyaman: Gentle Birth



Moms pernah merasakan “bagaimana rasanya melahirkan”? Atau mungkin pernah mendengar dari ibu-ibu yang Moms jenguk? Pasti rasanya nano-nano, ya. Sebuah rasa sakit yang tidak bisa digambarkan karena begitu sakit, dan sampai menimbulkan trauma yang besar.
Namun, Moms kali ini tidak perlu khawatir lagi. Beberapa bidan atau spesialis kandungan gencar mengedukasi ibu-ibu agar tidak takut ketika melahirkan.

Karena pada dasarnya, birth is re-birth. Begitu kata seorang bidan ketika menjawab pertanyaan “apa itu melahirkan”. Proses mengeluarkan kembali sosok yang semula sudah ada di dalam perut ibu, ke dunia. Lantas, apakah semudah itu mengeluarkan kembali? Tidak!
Itulah yang ingin ditanamkan Bidan Yessi ketika mengeluarkan filosofi GENTLE BIRTH.
Bahwa melahirkan itu tidak perlu berteriak histeris, tegang, stress, dan proses menakutkan lainnya. Sebaliknya, melahirkan itu harus dengan nyaman, tenang, rileks, yang akhirnya ibu dan anak bisa bertemu dengan senyum bahagia.

Tips yang perlu dilakukan untuk menjalani Gentle Birth ini yaitu:

      1.  Hilangkan Mitos
Indonesia tidak pernah lepas dari “katanya,katanya”. Katanya, kalau mau melahirkan nggak boleh ditemani suami, ya. Katanya, bayi melintang itu tidak bisa normal ya. Katanya, kalau sudah pernah operasi tidak bisa normal ya. Daaan… masih banyak lagi lainnya. Moms, di era teknologi sekarang ini, janganlah kita bergantung dengan “katanya”. Ada ilmu yang bisa kita ambil dari para ahli yang lebih dulu mencari ilmunya dan berpengalaman di bidangnya. Hilangkan mitos! Apalagi kalau sudah merugikan diri sendiri. Misalnya, setelah melahirkan tidak boleh keramas. Waduh, bisa lepek rambutnya Moms kalau tidak dicuci sampai berbulan-bulan!

      2. Rencanakan Kehamilan
Tidak ada salahnya mempersiapkan persiapan sebelum “bertarung”. Cari ilmu, rencanakan, dan sisanya serahkan pada Yang Maha Kuasa. Merencanakan kehamilan di awal bisa memberikan dukungan mental yang kuat karena memberikan semangat pada sang ibu untuk merealisasikan rencananya.

      3. Percaya Diri
Proses persalinan tentu melibatkan berbagai pihak. Selain bidan/dokter, ada perawat dan juga pendamping yang ikut menyaksikan proses melahirkan ini. Jadi, komunikasikan dengan baik pada dokter/bidan yang menangani Moms, sehingga semua tim bisa bekerja sama untuk merealisasikan persalinan. Setelah berusaha memberikan arahan, yakinlah bahwa Moms bisa! Jangan lupa ajak si kecil yang berada di dalam perut Moms untuk berjuang bersama, ya!

Tidak ada salahnya merencanakan persalinan sejak kehamilan. Sebab, terkadang banyak hal-hal terjadi di luar perkiraan tanpa persiapan sang ibu dan ayah, sehingga kaget dan mengalami depresi. Lebih baik mencegah daripada mengobat, ya kan?

Rabu, 30 Oktober 2019

Menemukan Kenyamanan Bertransportasi di Negara Kepulauan




Transportasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), transportasi memiliki arti sebagai pengangkutan barang oleh berbagai jenis kendaraan sesuai dengan kemajuan teknologi. Dewasa ini, transportasi juga digunakan untuk memudahkan manusia berpindah dari suatu tempat ke tempat lainnya.

Indonesia dengan sebutannya sebagai Negara Kepulauan, tentu membutuhkan sekali keberadaan transportasi. Memiliki jumlah pulau kurang lebih 17.504 pulau (maritim.go.id), menjadikan masyarakat Indonesia membutuhkan suatu alat transportasi di darat, laut, maupun udara.  Dibandingkan 20 tahun yang lalu, terobosan transportasi saat ini hampir semuanya ada di Indonesia. Hal ini juga diyakinkan oleh Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK), "Sistem transportasi kita paling lengkap mulai darat, laut, udara. Tak semua negeri punya seperti itu," kata JK dalam acara Pameran Indotrans Expo 2019 di JCC Senayan, Jakarta Pusat pada Hari Jum’at, 13 September 2019.

Untuk menjangkau seluruh masyarakat Indonesia, teknologi transportasi baik darat, udara, dan laut juga mengalami perkembangan. Saat ini pada moda transportasi laut mulai digalakkan tol laut untuk mempermudah pengangkutan logistik antarpulau di antarpelabuhan Indonesia sehingga kapal-kapal yang dulunya hanya mengangkut penumpang mampu berkontribusi banyak dalam  penurunan harga barang di pulau terpencil. Sedangkan pada moda transportasi udara, masyarakat kian dipermudah mendapatkan tiket pesawat dengan harga terjangkau, tidak seperti dulu yang terkesan “mewah” karena mampu dibeli orang-orang kaya saja.

Dan terakhir, moda transportasi terbanyak saat ini, yaitu transportasi darat. Hampir semua penduduk Indonesia memiliki motor sebagai alat untuk mempermudah perpindahan. Apalagi bagi penduduk perkotaan, “barang” ini seperti suatu hal yang wajib untuk dimiliki. Data membuktikan bahwa pada tahun 2019, jumlah motor meningkat mencapai 3.226.619 unit. Pantas saja Indonesia disebut sebagai konsumen dengan 60% pasar se-Asia Tenggara.

Menilik data tersebut, tidaklah heran jika beberapa daerah di Indonesia menjadi pusat kemacetan. Salah satu yang terkenal dengan macetnya tentu saja Jakarta. Dengan menjadi ibukota, pusat bisnis, serta pusat pemerintahan, Jakarta menjadi kota yang sesak. Motor berseliweran tidak mengenal kata “mengalah”,  mobil juga tidak mau kalah meng-klakson mobil. Sampai-sampai orang awam bilang, tata pemerintahan Kota Jakarta ini rusuh dan sangat sulit diatur. Pemerintah sendiri mungkin bingung mau berpihak pada siapa. Semua kebijakan hampir semuanya ditentang.

Namun tentu saja, kebijakan pemimpin tetap dilakukan untuk mewujudkan ibukota yang mampu menjadi teladan bagi kota-kota lainnya. Mulai tanggal 9 September 2019 lalu, Gubernur DKI Jakarta, Anies Basweda n memberlakukan aturan ganjil-genap di 25 ruas jalan Jakarta dan beberapa jalan masuk-keluar tol. Aturan ini tidak berlaku pada Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional. Jika tidak mengikuti aturan, siap-siap terkena denda Rp 500.000. 


Pertanyaannya sekarang, efektifkah peraturan gubernur tentang ganjil-genap ini? Fakta dari Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin, volume kendaraan memang berkurang sebanyak 25,24 persen, namun  kepadatan malah berpindah ke jalur-jalur alternatif terutama saat ada traffic light yang berwarna merah.

Melihat kenyataan kemacetan Indonesia, semua masyarakat Jakarta resah dengan masalah ini. Kenyamanan dalam fleksibilitas berkendara menjadi terganggu. Misalnya saat jam sibuk berangkat kerja dan pulang kerja, tiap orang berlomba-lomba untuk menuju tujuannya masing-masing. Kecelakaan kecil seperti terserempet pernah dialami oleh beberapa orang. Penyebabnya ada yang lupa memberi peringatan sein, tidak mematuhi traffic light, ataupun tidak sengaja tersenggol. Akhirnya, penyelesaian masalah malah dilakukan di jalan secara emosional dan puncaknya pasti mengganggu pengendara lainnya.

Setidaknya, menyikapi kondisi seperti ini, pemimpin Indonesia seharusnya memiliki prioritas dan aksi sebagai berikut:

1.      Temukan Faktor Utama Kemacetan dan Tegakkan Hukum

Suatu masalah punya beberapa penyebab, namun jika ditelusuri, suatu masalah pasti memiliki pemicu utama sebagai pemicu penyebab lainnya. Menilik kemacetan yang mengganggu Indonesia saat ini (khususnya Jakarta), pemicu saat ini adalah jumlah kendaraan yang semakin membludak. Syarat kredit motor atau mobil sangatlah mudah di Indonesia. Memang perusahaan leasing sangat diuntungkan pada kondsi ini, namun imbasnya ternyata sangat besar dan memicu masalah lain seperti kemacetan dan tidak sedikit menimbulkan kecelakaan.
Seharusnya, pemerintah membuat aturan khusus mengenai persyaratan kredit kendaraan pribadi. Hal ini bisa memfilter calon pembeli agar hanya membeli kendaraan yang benar-benar dibutuhkan.

2.    
  Memperbanyak Rute Transportasi Umum

Setelah mengurangi jumlah kendaraan pribadi, pemerintah harus menjadi pemilik kendaraan terdepan. Galakkan transportasi umum, perluas kemudahan masyarakat dalam menggunakan transportasi umum. Pertama, rute. Transportasi umum harus menjangkau semua rute, sehingga masyarakat semakin mudah ke tujuannya. Jika memang kendaraan besar hanya sampai di jalan raya besar, sediakan transportasi umum menuju lokasi selanjutnya. Saat ini, sedang marak scooter elektrik, ini bisa menjadi opsi transportasi selanjutnya. Dan ketiga, buat harganya terjangkau. Buat masyarakat sampai berpikir, “wow murah banget! Naik ini saja!” Bayangkan bila banyak orang yang memilih transportasi umum, maka urgensi untuk memiliki kendaraan pribadi menurun.           

3.      Tidak Mencari Solusi di Luar Kemampuan

Presiden Joko Widodo akhirnya memutuskan pemecahan masalah kemacetan sebagai program yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, yakni dengan melakukan pemindahan ibukota. Isu besar ini menjadi pembicaraan hangat media sosial dan pejabat publik Bulan Agustus lalu. Ya, solusi final yang menurut Jokowi harus diambil hari ini karena masalah kemacetan yang tak kunjung reda.

"Kemacetan lalu lintas yang sudah terlanjur parah, dan polusi udara dan air yang harus segera ditangani," begitu alasan yang diungkapkan Jokowi atas pemindahan ibukota di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (26/8/2019).



Keputusan final ini mungkin sudah dipikirkan matang-matang oleh Presiden Jokowi sendiri, tetapi tantangan yang dihadapi Pemerintahan Jokowi dalam memindah ibukota Jakarta ke Kalimantan, tentu sangatlah tinggi. Niatnya baik dan revolusioner, tapi apakah anggaran dan persiapan keseluruhan sudah dipikirkan dengan berbagai pihak? Apakah dana APBN masih cukup? Jika tidak cukup, mampukah dana pemindahan ibukota ini disokong oleh pendapatan lainnya?

Transportasi di Indonesia tentu sangatlah dibutuhkan. Namun sebaiknya, cari solusi masalah transportasi ini dengan kemampuan negara yang dimiliki saat ini. Jangan sampai terjadi seperti ungkapan “menyelesaikan masalah dengan masalah”, tetapi terapkan “menyelesaikan masalah tanpa masalah”, sehingga kenyamanan dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia.

Artikel ini disadur dari berbagai sumber dan diikutsertakan pada Blogger Writing Competition 2019 memperingati Harhubnas 2019.

Selasa, 08 Januari 2019

Kisah Hijrah dari RIBA

Smoga menjadi salah satu motivasi dan inspirasi untuk segera hijrah, boleh dibaca untuk pengantar tidur atau boleh juga sebagai pembuka pagi hari esok saat pertama buka hp group..
~~~
*Apa Yang Sudah Kau Sembelih*

_Oleh : Irene Radjiman_

Tulisan dibawah ini adalah hasil sharing seorang ibu muda tentang hijrahnya meninggalkan riba.

Aku seorang wanita karier dengan posisi manager disebuah perusahaan swasta di Indonesia. Suamiku seorang wiraswasta. Dia hobby otomotif, maka usaha yang ia geluti selalu dibidang otomotif. Dengan posisi bagus di perusahaan bagus, penghasilanku bisa mencapai 15juta perbulan. Wow sangat fantastis ! Mungkin begitu bagi sebagian orang. Bila digabung dengan suamiku bisa mencapai 20 juta. Ya penghasilanku saat itu 3x lipat lebih besar dari yang dihasilkan suamiku.

Menurut matematika manusia seharusnya 20juta perbulan itu lebih dari cukup. Tapi ternyata tidak ! Hidup kami masih mengontrak, walau kami mengontrak di perumahan elite.

Karena merasa gajiku lebih besar dari suami, aku merasa tidak perlu pakai uang suami untuk memenuhi kebutuhan kami sehari-hari. Alhasil aku tidak pernah meminta uang belanja pada suami. Aku bangga dengan diriku sendiri. Tidak sadar menjadi jumawa, tidak sadar merasa lebih kuat dari laki-laki yang seharusnya kududukkan dengan posisi khalifah dalam rumah tanggaku. Setiap kali bertengkar, dengan sombong aku selalu lantang berkata : "Ceraikan saja aku ! Aku bisa hidup walau tanpa kamu !"

Alhamdulillah Allah masih lindungi rumah tangga kami. Suamiku selalu tampil mengalah, entah apa yang membuatnya berlaku seperti itu. Dia biarkan aku bangga selalu keluar sebagai pemenang. Bukannya sadar, aku justru makin berpikir suamiku takut kehilangan aku sebab dia lebih membutuhkanku. Astaghfirullah al adziim.

Suatu ketika kukatakan pada suamiku : "Kita harus ambil rumah yah, kita harus paksakan ! Karena kalo nggak kita nggak akan punya rumah !" Suamiku setuju. Rumah tersebut atas namaku, seluruh persyaratan administrasi menggunakan dokumentasiku. Dengan posisi manager dan penghasilan 2 digit urusan KPR sangat mudah. Aku makin merasa bangga. Aku bisa punya rumah atas namaku sendiri !"

Dengan DP 80juta dan angsuran 3jt/bulan syah sudah akad kredit itu ! Saat itu kilau dunia amat indah didepan mataku. Aku ingin mengambilnya semua.

"Yah, sepertinya kita perlu renewal mobil deh. Kalo nggak nyicil, kita nggak akan bisa punya rumah dan mobil !" Begitu usulku suatu hari. Lagi-lagi suamiku menyetujuinya. Tanpa menunda kami segera hunting mobil. Avanza terbaru gress ada ditangan. Prosesnya cepet, murah (begitu pikiran kami dulu), DP 10jt, cicilan 4jt. Gajiku sendiri masih mencukupi lah.

Satu tahun setelah akad kredit rumah dan mobil, perusahaanku collaps pailit. Aku masih bisa ambil jamsostek paling tidak cukup untuk menalangi kebutuhan hidup bulan depan. Aku mulai berhitung, ada kekhawatiran luar biasa dalam diriku. 15 jutaku hilang ! Aku harus hidup dengan uang 5 juta yang dihasilkan suamiku. Itupun masih harus dipotong dengan cicilan rumah 3 juta perbulan. Sisa 2 juta. Trus mau bayar cicilan mobil sebesar 4 juta pakai apa ? Saat itu belum marak taxi online. Duh Gusti... aku benar-benar bingung. Percaya diriku langsung drop. Serasa mimpi buruk. Aku tidak mau miskin ! Aku takut miskin ! Bagaimana aku bisa mendapatkan pekerjaan baru dengan cara cepat ? Lamaran aku sebar, tapi semua hasilnya nihil !

Asistent rumah tangga kami rumahkan. Ya Allah.... aku baru merasakan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga 24 jam harus siaga. Sungguh melelahkan. Terbayang saat dulu dikantor, walau melelahkan masih bisa kongkow-kongkow dengan teman-teman sejawat. Aku depresi, stres, makin sensitif. Bila dikritik atau ditegur suami karena ada yang kurang pas dari cara kerjaku, aku langsung nyolot : "Mentang-mentang bunda udah nggak kerja, nggak punya penghasilan, ayah jadi ngerasa bisa seenaknya ngatur bunda !" (Lho padahal kan salah satu tugas suami mengatur isterinya ya ?)

Suatu saat kami diajak oleh teman suami untuk datang ke sebuah pengajian. Di pengajian itu membahas soal riba. Ustad menjelaskan, apa yang dimaksud riba, seperti apa itu kegiatan riba, siapa saja yang terkena dosa riba bahkan ustadz pun menjelaskan dosa riba paling ringan itu sama seperti berzinah dengan ibu kandung. Dan yang lebih mengerikan adalah saat ustadz tersebut membacakan :
“Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Allah memusnahkan Riba dan menyuburkan sedekah. dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa Riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.” (QS. Al-Baqarah: 275-279).

Begitu pulang dari pengajian itu, aku masih saja tetap ngeyel : "itu ustadz cuma bisa ngomong. Kalo bukan dari KPR gimana caranya mau dapet rumah ? Kalo bukan dari leasing gimana caranya bisa punya mobil ? Gampang tinggal dakwah, tapi nggak ngerti kebutuhan hidup !" Begitulah aku bersungut-sungut waktu itu.

Tapi rupanya itu adalah awal. Aku mulai penasaran, itu ustadz pasti Islam garis keras, cuma mau bikin susah orang beragama aja. Nggak boleh KPR, nggak boleh kredit kendaraan ke leasing, nggak boleh pinjam uang ke BANK. Lagian kayak dia mau minjemin duit aja, nggak boleh ini, nggak boleh itu.

Suatu hari ada tawaran pinjaman uang dalam jumlah yang cukup besar mulai dari 10juta hingga 500 juta. Rupanya karena dalam 1 th namaku tercatat bagus tidak pernah terlambat mencicil rumah dan mobil, maka ada dari pihak BANK tertentu menawari pinjaman. Sungguh tawaran dunia yang menggiurkan dan tidak patut dilewatkan. Ini kesempatan ! Pikirku waktu itu. Keserakahan sudah menguasai aku dan suamiku. Bukannya tersadar, tapi justru malah mau menambah hutang.

"Gimana kalau kita ambil saja bun, buat tambahan modal ayah ?"

"Tapi ayah yakin ya bisa nutupin cicilannya ?"

"Inshaa Allah, bismillah ya bun." Ya Allah sungguh tidak tahu diri kami waktu itu, mau menambah riba masih pakai bismillah. Inilah orang-orang yang tidak tahu malu.

Deal ! Uang 150 juta ditangan ! 3 bulan pertama kami masih bisa mencicil KPR, mobil dan bayar hutang BANK. Namun setelah itu Allah sumbat keran rejeki kami ! Tidak ada yang membeli motor ataupun mobil yang dijual oleh suamiku. Semua uang sudah berubah menjadi barang. Kami membaca banyak motivasi bahwa bersedekah dapat melapangkan kita dari kesempitan. Kami mulai melakukannya, memang agak mending, satu dua mulai ada pembeli. Aku mulai mengikuti banyak MLM berharap akan dapat bonus yang besar dari usahaku. Banyak training online untuk meledakkan omset aku ikuti. Tapi tetap saja ibarat keran aliran airnya bukan mengucur, tapi hanya menetes. Apa yang salah ini ? Padahal seluruh arahan teknis dari mentor sudah aku lakukan.

Hingga suatu saat mobil kami ditarik leasing karena sudah lebih dari 4 bulan tidak mampu kami bayar. Menyusul surat dari BANK mengancam akan menyegel rumah karena sudah 3 bulan kami belum bayar cicilan. Setiap hari, pihak BANK yang dulu memberi kami pinjaman 150 juta selalu datang menagih ke rumah, sungguh sangat mengganggu. Secara psikologis anak-anakku juga menjadi minder. Hingga suatu ketika Allah menuntun langkah kaki kami pada seorang kiyai.

"Keserakahan dunia telah menyengsarakan kalian ! Kilau dunia telah membutakan kalian ! Kalian sedang diperangi oleh Allah dan RasulNYA. Menyerahlah dan bertaubat ! Karena kalian tidak akan menang. Kembalikan keluarga kalian pada fungsinya. Jangan dibalik ! Allah mewajibkan suami menjadi tulang punggung, menafkahi keluarga adalah wajib baginya, sewajib ia melaksanakan sholat ! Dan kewajiban isteri adalah mematuhi suaminya ! Selama ini kalian telah membolak balik syari'at Allah sekehendak nafsu kalian ! Tahukah kalian Allah SWT berfirman :

“Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang baik”.[Al Baqarah : 233].

Jabir mengisahkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Bertaqwalah kalian dalam masalah wanita. Sesungguhnya mereka ibarat tawanan di sisi kalian. Kalian ambil mereka dengan amanah Allah dan kalian halalkan kemaluan mereka dengan kalimat Allah. Mereka memiliki hak untuk mendapatkan rezeki dan pakaian dari kalian”.

Pak kiyai menambahkan : "ingatlah 1 hal. Sebanyak apapun yang dihasilkan seorang isteri, harta itu hanya Allah cukupkan untuk dirinya sendiri. Seberapun jumlahnya walau terhitung sedikit yang dihasilkan seorang suami, Allah akan cukupkan untuk dirinya dan keluarganya. Ini sudah hukumnya !"

"Lantas apa yang harus kami lakukan kiyai ?"

"Selesaikan riba dengan segera ! Setelah itu lakukan sholat taubat !"

"Bagaimana caranya ? Kini kami tidak punya uang."

"Apa yang bisa kalian jual untuk menyelesaikan semuanya ?"

"Rumah, kiyai. Kini kami tinggal memiliki rumah."

"Jual rumah itu ! Menyerahlah ! Tinggalkan riba !"

"Bila rumah itu kami jual, dimana kami tinggal nanti ?"

"Serahkan pada Allah, Allah akan mencarikannya untuk kalian. Bumi ini milik Allah !"

Aku dan suamiku pulang dengan gamang. Harga pasaran rumah dikomplek kami kisaran 600 juta hingga 700 juta. Kami mulai pasang plang untuk jual rumah dengan harga sesuai pasaran. Namun setiap orang yang datang melihat rumah kami selalu menawar kisaran harga 400 juta - 450 juta. Aku mulai putus asa. Antara rela nggak rela. Ikhlas nggak ikhlas. Iblis mulai membisikkan hal-hal buruk di telingaku : "Lihatlah, saat kau ingin patuh pada Tuhanmu, ternyata Tuhanmu justru menyulitkanmu. Bila kau lepas dengan harga dibawah pasaran, uang itu hanya cukup untuk membayar hutang kalian. Lantas bagaimana cara kalian akan membeli rumah lagi. Apakah kalian tidak malu kembali ke rumah kontrakan lagi ?"

Aduh sungguh bisikan iblis membuat aku ragu. Mulai gali lubang tutup lubang untuk membayar cicilan rumah dan cicilan hutang BANK. Kondisi kami tidak makin baik. Kembali kami datang pada pak kiyai. Kami ceritakan lagi semuanya.

"Lepaskan pada penawaran tertinggi yang bersedia membeli cash !"

"Tapi penawaran tertinggi baru sampai 450 juta kiyai. Itupun masih dipotong marketing fee dan pajak. Bila kami lepas segitu kami akan terima bersih sekitar 430 juta. Hutang yang harus kami bayar sekitar 400 juta. Sisa 30 juta, kami tidak akan bisa beli rumah lagi !"

"Itu hitungan matematika kalian. Apakah kalian lebih pintar dari Allah ? Hanya segitu keyakinan kalian pada Allah ? Apakah kalian tidak percaya pada janji Allah, bahwa Allah mampu mendatangkan rizki dari arah yang tidak kalian sangka-sangka dengan satu syarat, hanya akan Allah berikan bagi hambaNYA yang bertaqwa ! Hanya akan Allah berikan bagi hambanya yang memiliki keyakinan penuh padaNYA ! Bukan yang sok pintar berlogika dan lebih yakin pada hitung-hitungannya sendiri. Sekarang terserah kalian. Masalah kalian ini adalah karena terlalu cinta pada dunia ! Saat kalian mengejar dunia, dunia akan berlari sambil tertawa. Saat kalian mengejar akherat, dunia akan berbalik mendekat. Syaratnya hanya 1, miliki nyali untuk taat pada syari'at. Kalian tidak tahu kapan maut akan menjemput. Bayangkan bila esok Allah cukupkan usia kalian, sanggupkah kalian menghadap Allah dengan memikul dosa riba ? Silahkan diulur-ulur, bila kalian siap untuk kekal di neraka. Punya nyalikah kalian ?"

Aku dan suami saling berpandangan. Kami pulang dengan sejuta ketakutan dan kekhawatiran. Sesampainya dirumah suamiku mengatakan :"kita harus sholat taubat bun. Minta ampunan sebesar-besarnya pada Allah atas kengeyelan kita selama ini. Mulai besok kita tekatkan untuk melepas rumah ini seberapapun penawaran tertinggi." Aku mengangguk lemas.

Tidak sampai 1 minggu setelah itu rumah kami laku terjual dengan harga 450 juta. Sesuai hitung-hitungan kami, tinggal tersisa 30 juta ditangan, namun kami sudah bebas riba. Ada rasa sedih saat harus meninggalkan rumah itu. Sejak hari itu kami hidup dirumah kontrakan. Tidak punya rumah, tidak punya kendaraan, tidak punya harta apa-apa yang bisa disombongkan. Dari uang yang tersisa kami gunakan untuk mengontrak rumah dan memulai usaha kuliner. Kami mulai perbaiki ibadah. Kami selalu usahakan sholat 5 waktu jama'ah di masjid. Kami mulai membiasakan diri kami untuk menghidupkan sunnah. Aku mulai membiasakan diri untuk patuh pada suamiku. 6 bulan pertama anakku jatuh sakit. Uang yang tersisa ditangan habis untuk biaya berobat. Hanya tersisa 1 lembar 50rb. Ya Allah...!!! Kami sudah berusaha untuk taqwa, namun masihkah harus menjalani hukumanmu ? Apa yang KAU inginkan ya Allah !!! Jeritan hatiku ditengah malam.

Esok harinya sebelum sholat subuh berjama'ah di masjid terdekat, kulakukan sholat fajar. Selesai sholat subuh berjama'ah hp suamiku berdering.

"Pak, saya baca di OLX bapak ngiklanin mobil truck. Masih ada pak ?"

"Masih pak, datang saja ke lokasi pak, boleh nego di lokasi langsung sama yang punya."

Akhirnya mereka janjian untuk bertemu. Rupanya suamiku membantu temannya memasarkan truck secara online.

"Do'ain trucknya laku ya bun, lumayan ayah bisa dapat komisi 5 juta."

"Aamiin... inshaa Allah yah."

Pukul 07:00 pagi suamiku pergi untuk bertemu dengan pembeli dan langsung ke rumah temannya yang punya truck. Aku mengiringi langkahnya dengan 6 raka'at sholat duha. Hari ini uang kami tinggal tersisa 1 lembar 20 ribu, setelah digunakan untuk belanja tadi pagi sebanyak 30 ribu. Selesai sholat duha, aku mendengar tetangga kontrakanku menjerit-jerit. Aku tergopoh-gopoh datang kesana. Ternyata anaknya yang berusia 2 tahun kejang. Ayahnya sedang tidak ada dirumah. Katanya dari semalam sudah panas tinggi, ayahnya sedang keluar untuk cari pinjaman uang. Tanpa babibu, kuambil motorku, kubonceng dia segera kularikan ke puskesmas. Di puskesmas anaknya sudah tenang. Namun kami harus menebus obat seharga 20rb. Tetanggaku memandangku.

"Mbak maaf, saya sama sekali nggak ada uang. Apa bisa pinjam 20rb ? Nanti kalo suami saya pulang saya ganti."

"Alhamdulillah saya ada ini mbak. Pas 20 ribu. Nggak usah dipikir, yang penting dedeknya sembuh."

Habis sudah 20 ribu semata wayangku. Namun entah mengapa hatiku tetap tenang tidak merasakan gelisah ataupun apa. 30 menit setelah aku sampai dirumah, kudengar suamiku mengucap salam.

"Nih bun. Mohon ridhonya ya, ini rizki ayah hari ini." Suamiku menyerahkan amplop yang cukup tebal padaku. Aku bergetar menerimanya. Kubuka dan kuhitung.

"Masya Allah...7 juta ayah !! Trucknya laku ?"

"Iya alhamdulillah bun, ayah dapat 5 juta dari teman ayah dan 2 juta dari pembelinya."

Masya Allah !!! Aku menangis sujud syukur. Tiba-tiba tetangga kontrakan kami yang tadi anaknya kuantar ke puskesmas datang kerumah kami.

"Maaf mbak, apakah kami bisa pinjam uang 1 juta, kami sama sekali tidak ada uang. Nanti kalau suami saya dapat panggilan mengerjakan proyek lagi akan kami bayar."

Aku langsung menoleh pada suamiku. Suamiku mengngguk. Kuserahkan uang 1 juta pada tetanggaku.

"Nggak usah buat beban mbak, dibayar saja semampunya."

"Mohon maaf ya mbak, dari tadi merepotkan terus. Sebenarnya malu saya."

Begitulah cara kami memulai hidup. Karena belum punya modal banyak, suamiku bekerja serabutan. Berlalu sudah tahun pertama berhijrah. Dari hasil memasarkan produk-produk teman, alhamdulillah setiap hari suamiku mendapat komisi dari barang yang ia pasarkan. Hingga kami mampu membeli mobil CASH. Memang bukan mobil baru, tapi masih tergolong tahun muda. Mobil itu digunakan suamiku untuk usaha rental. Alhamdulillah ada saja yang rental mobil kami. Hingga terkumpul uang kami sekitar 100 juta di tahun ke-4 kami berhijrah.

"Kira-kira ada nggak ya Yah rumah dengan harga dibawah 100 juta ?"

"Inshaa Allah ada. Minta saja pada Allah biar Allah yang pilihkan."

Yang kuminta pada Allah adalah rumah yang mampu lebih mendekatkan kami sekeluarga pada Allah. Pastilah itu rumah terbaik dibumi Allah ini. 2 minggu kemudian kami ditawari rumah sitaan BANK di kota X. Harga pasaran rumah disana masih relatif murah dibandingkan harga pasaran rumah di kota Y tempat kami tinggal sekarang. Awalnya aku ragu. Aku belum familiar dengan kota X. Namun aku dan suami tetap melakukan survey kesana.

"Wah rumahnya sudah banyak yang rusak Yah !" Kataku saat tiba dilokasi. Halaman rumah itu ditumbuhi rumput liar menandakan sudah sangat lama tidak berpenghuni

"Ini sih ready to renov Yah." Aku menambahkan lagi. Suamiku masih sibuk menelusuri ruangan demi ruangan rumah itu.

"Sabar bun. Nggak masalah kalau harus renov. Kalau mau yang ready to use berarti kita harus sabar menunggu 1 tahun atau 2 tahun lagi." Kemudian suamiku beralih pada orang yang mengantar kami.

"Kurang berapa lagi yang harus dilunasin ke BANK mas ?"

"Kurang lebih sekitar 65 juta pak. Tapi nanti bapak akan saya perkenalkan dengan pihak BANK nya dan akan diberitahu berapa detilnya dan bagaimana prosedurnya. Bila nanti ternyata bapak cocok bapak bisa langsung kasih DP dulu 2 juta, setelah itu kami proses ke BANK."

Kami pulang. Dalam perjalanan masih hunting beberapa rumah yang ditulisi "dijual" memang rumah tadi itu yang paling murah penawarannya.

"Bun, rumah tadi itu statusnya sudah lama tidak ditempati. Inshaa Allah uang yg kita punya cukup untuk melunasi dan merenov rumah itu."

"Kita perlu istikharah yah." Suamiku mengangguk.

Baru 3 hari kami istikharah, pihak marketing menelpon suamiku, mengatakan ada kabar dari BANK pelunasannya cukup 57 juta saja. Kami minta dipertemukan langsung dengan pihak BANK nya. Terjadi tawar menawar DEAL 55 juta. Pelunasan rumah siap diproses. Sungguh aku tidak menyangka prosesnya begitu cepat. Tidak sampai 1 minggu sertifikat sudah ditangan. Allahu akbar. Rumah mulai kami renov. Dari pelunasan hingga renov rumah, keseluruhan kami keluarkan 95 juta ! Masya Allah !

_*Fa bi ayyi ālā'i Rabbikumā tukażżibān*_

95 juta ! CASH ! Allah berikan pada kami !! Rumah ready to use. Dimana saat itu setiap orang akan berkata : "Mana ada sekarang rumah ditengah kota dapet harga 200 juta." Tapi kami dapatkan harga dibawah 100 juta. Masya Allah !!

_*Fa bi ayyi ālā'i Rabbikumā tukażżibān*_

Saat itu aku bagaikan ada pada masa Ibrahim as, yang berani taat untuk menyembelih putra semata wayangnya dan Allah gantikan dengan seekor domba yang lebih layak untuk disembelih. Allahu akbar !! Ampuni aku yang seringkali meragukan janjiMU ya Allah !! Ampuni aku yang buta bahwa ENGKAU MAHA KAYA !! Ampuni aku yang selalu sok pintar dihadapanMU ! Ampuni aku yang selalu berhitung akan hartaMU !

Ternyata rumah kami yang sekarang dekat dengan mushola. Dekat dengan orang-orang berilmu. Alhamdulillah... lingkungan sehat dan agamis. Allah menjawab do'aku. Inilah rumah terbaik yang Allah berikan pada kami. Rumah yang dekat dengan mushola. Tidak perlu weker untuk bangun subuh. Allah berkenan memilih kami untuk bertetangga denganNYA.

Bagi teman-teman pejuang riba. Riba itu ibarat penyakit yang harus segera disembuhkan. Bila penyakit ini semakin parah, beranilah untuk mengambil tindakan operasi untuk kesembuhan. Sakit memang, sangat sakit bahkan berdarah-darah !! Bertahanlah !! Sampai Allah menaruhmu pada titik terlemah, dimana tidak ada daya untuk membusungkan dada, dimana tidak ada nyali untuk mendongakkan kepala. Namun disaat itulah justru kita sedang berada sangat dekat dengan Allah. Gapai tanganNYA, maka IA akan menarikmu keatas. Rasakan setiap anak tangga yang kau naiki, dimana Allah akan meletakkanmu disana.

Bagi yang sedang bermatematika dengan Allah, dengan selalu berujar :

"Siapa lagi yang mau minjemin uang kalo bukan BANK !"

"Kalo nggak



nyicil, nggak akan bisa punya apa-apa !"

Berhentilah untuk sok pintar di hadapan Allah saudaraku.

Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS Ath-Thalaq : 2-3)

Di tahun ini apakah yang sudah kita kurbankan ? Saat tak mampu berkurban sapi atau kambing, mampukah untuk menyembelih hawa nafsu kita ? Mampukah untuk menyembelih gengsi kita ? Mampukah untuk menyembelih rasa pamer kita ? Mampukah untuk menyembelih....?

Catatan dari seorang hamba yang sangat kapok dengan riba.

:pray: Semoga Bermanfaat :pray:

Selasa, 22 Mei 2018

Nekat Membakar Kitab Suci Al-Qur’an, Dua Orang Ini Ikut Terbakar Juga!


Dalam menjalankan kehidupan sebagai manusia, kita tentu percaya bahwa apa yang kita lakukan pasti menghasilkan buah. Baik itu kebaikan atau bahkan, keburukan. Kalau kebaikan dilakukan, ‘buah’ yang didapat adalah kebahagiaan, keberkahan, dan kelancaran untuk menjalankan hidup. Namun, bila keburukan yang dilakukan, ‘buah’ itu bisa berupa kecelakaan, kemaksiatan, dan sebagainya.

Salah satu sikap buruk yang tidak boleh ditiru adalah meremehkan agama lain, bahkan sampai menghancurkan kitab suci agama lain.  Beberapa tahun lalu, ada dua kejadian akibat orang tersebut membakar kitab suci agama Islam, yaitu Al-Qur’an. Simak informasi selanjutnya berikut ini!

1.      1. Azab pria yang dirahasiakan namanya setelah membakar Al-Qur’an

Seorang pria berkewarganegaraan Amerika dilarikan ke rumah sakit karena tangannya terbakar. Bukan kebakaran atau kecelakaan yang menimpa dirinya, melainkan kuasa Tuhan-lah yang membakarnya. Pria ini merasa tangannya terbakar setelah membakar Al-Qur’an.

Dokter di Hospital of the University of Pennsylvania menyebutkan, tangan pria tersebut juga menghitam dan membusuk seperti bangkai. Baunya sangat tak sedap, sehingga pihak rumah sakit memutuskan untuk merahasiakan identitas pria yang nekat membakar kitab suci umat Islam ini.

2.   2. Azab dua pendeta setelah melakukan ‘demonstrasi damai’


Delapan tahun silam, dua pendeta bernama Danny Allen dan Bob Old bekerja sama untuk melakukan ‘demonstrasi damai’. Menurutnya, negara Amerika Serikat sedang dalam bahaya karena adanya buku yang berisi kebencian dan sama sekali tidak mengandung rasa cinta. Buku yang mereka maksudkan adalah Al-Qur’an sehingga mereka berdua setuju untuk membakarnya pada tanggal 11 September 2010.

Aksi ini sempat ditentang oleh beberapa orang dan gereja, tetapi mereka tetap bersikukuh dengan pendiriannya. Akhirnya pada waktu yang sudah ditentukan, mereka mulai menyiram kitab tersebut dengan bensin dan membakarnya di hadapan para wartawan.

Beberapa hari kemudian, Bob Old ditemukan sudah tidak bernyawa akibat kecelakaan mobil. Mobil tersebut juga membakar dirinya, sehingga Bob tidak bisa diselamatkan.

Dua kisah ini seharusnya membuka mata kita sebagai orang beriman dan orang beragama. Sebab, kembali lagi ke teori semula, bahwa setiap perbuatan kita akan selalu diawasi dan diberi balasan oleh Yang Maha Kuasa.  Khusus untuk kitab suci Al-Qur’an, Allah SWT sudah menyebutkan dalam Qur’an Surah Al-Hijr ayat 9:

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan adz-Dzikr (al-Qur’an), dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjaganya”


Sudah menjadi kewajiban umat Islam untuk ikut menjaga kitab sucinya dan agama lain harus ikut menjaganya juga. Belajar untuk mencintai kepunyaan sendiri dan menghargai kepunyaan orang lain meskipun hati nurani menganggapnya berat.


Selasa, 20 Februari 2018

Kesibukanku Sekarang? Check It Out ! ~

Dah lama banget kayaknya nggak nge-blog. Maaf, ya. Lagi berjuang menjadi kontributor artikel,soalnya :)

Kalau mau mampir, aku nulis beberapa topik,kok:

Pendidikan
http://www.bernas.id/61313-semakin-memburuk-sudah-3-kasus-pendidikan-anak-zaman-now.html?_ga=2.77980884.1306796099.1519193299-1164486806.1508855986


Nasional
https://www.bernas.id/61534-anarkisme-suporter-di-gbk-ternyata-ulah-serupa-juga-pernah-terjadi.html?_ga=2.85223897.1306796099.1519193299-1164486806.1508855986

https://www.bernas.id/61371-dalam-sepekan-saja-bupati-lampung-dan-bupati-subang-terciduk-korupsi.html?_ga=2.39707363.1306796099.1519193299-1164486806.1508855986


Dana Desa
https://www.bernas.id/61445-bulan-pertama-berakhir-bagaimana-realisasi-dana-desa-di-tahun-2018.html?_ga=2.85223897.1306796099.1519193299-1164486806.1508855986

https://www.bernas.id/61437-3-prinsip-utama-program-padat-karya-tunai-untuk-desa-warga-indonesia-harus-tahu.html?_ga=2.18753913.1306796099.1519193299-1164486806.1508855986

https://www.bernas.id/61435-bangkitnya-desa-di-tahun-2018-penampilan-memukau-siap-ditampilkan-pemerintah.html?_ga=2.18753913.1306796099.1519193299-1164486806.1508855986


https://www.bernas.id/61339-wah-pengetahuan-baru-pantangan-saat-imlek-tentang-keuangan-ternyata-begini.html?_ga=2.39707363.1306796099.1519193299-1164486806.1508855986

Kuliner
https://www.bernas.id/61382-kue-keranjang-khas-imlek-bagaimana-proses-pembuatannya.html?_ga=2.18753913.1306796099.1519193299-1164486806.1508855986

Hotel hingga penjara
http://www.bernas.id/61045-perhatikan-dulu-hotel-kini-penjara-mewah-.html?_ga=2.77980884.1306796099.1519193299-1164486806.1508855986