Alhamdulillah, sejak awal kehamilan aku sudah mencari informasi tentang hamil, melahirkan, menyusui. Bahkan insight soal pendidikan anak ke depannya juga sudah mulai gencar mencari informasi dari sumber terpercaya beserta pengalaman dari bunda-bunda lainnya.
Sebab, menurutku, siapa lagi yang
menyediakan nutrisi terbaik kalau bukan ibunya? siapa lagi kalau bukan ibunya
yang mendidik anaknya nanti? Siapa yang disalahkan jika nauzubillah anaknya
kenapa-napa? Siapa yang DITANYA oleh Penciptanya kalau bukan orangtua (terutama
ibunya)?
Maka dari itu,sebelum mencari
informasi, aku membuat 1 folder dulu di HP. Judulnya “hamil” :D
Taraaa! Ada catatan pertama oktober
2018 (haha rajin)
Catatan itu tentang tanda-tanda
implamantasi saat hamil, tips hamil kembar (sempat ingin kembar seperti sepupu
tapi qodarullah Allah tau yang terbaik), daftar dokter di Tangerang selatan, Jakarta
Pusat, Jakarta Barat), makanan yang baik bagi ibu hamil, kemudian pendapat ibu hamil
di grup dan sebagainya banyak banget. Singkat cerita, alhamdulillah Allah
amanahkan garis dua di Hari Raya Idul Adha 2019.
“Bukan karena minum, Bu. Mungkin
memang bayinya sering kencing di dalam.”
“Lha, Dok, itu nggak papa?”
“InsyaAllah nggakpapa. Nanti rutin cek aja.”
Dan akhirnya, kami pulang. Namun,
sebagai ibu yang peduli dengan kesejahteraan si bayi, aku mencari tau dari
pengalaman ibu-ibu di grup. Ini pengalaman pertama dari sejarah penggalian
informasi, bahwa bayi bisa terlalu banyak kencing! Hehe ada-ada saja, ya. Gemess klo ingat hal itu.
Nah, di grup facebook, aku search
curhatan terkait “ketuban”. Aku menemukan beberapa tulisan di postingan "memperbanyak ketuban bisa diusahakan dengan banyak minum dan minum air kelapa".
Lha kan, bener!!! Batinku saat itu. Akhirnya aku coba mengurangi minum harian.
Ketika kontrol lagi, alhamdulillah dokter bilang sudah cukup ketubannya. Karena
kekhawatiranku soal ketuban ini, aku cek juga di dokter lain, beliau bilang
ketuban masih cukup alhamdulillah.
Memasuki 8 bulan, aku mulai yoga
mengikuti bidan-bidan bersertifikat nasional. Kelas yoga, youtube, ig live,
semua diikuti. Cuma satu saran yang nggak kuikuti: makan durian dan nanas.
Ummiku bilang, jangan makan makanan itu, takut panas. Padahal, dari kelas yang
kuikuti, ada beberapa bumil yang berhasil, tapi ya sudahlah pakai cara alami lainnya
saja. Sebab pada minggu ke 38 ini, banyak bayi sudah ingin keluar di minggu ini. Namun, aku
masih berusaha merangsangnya secara alami, missal jalan kaki dan yoga. Aku
yakin, setiap bayi ada jalan lahirnya masing-masing. Usaha normal boleh, namun Allah
tetap penentu terbaik, kan? Jika memang nanti takdirnya operasi, kita harus
sama-sama menerima demi kesehatan ibu dan bayinya. Saat minggu ke-38 itu, aku
rutin kontrol USG untuk memantau kecukupan ketuban, posisi janin, dan detak
jantung. Alhamdulillah semua masih memberikan kabar baik. Tinggal menunggu
sinyal dari bayi.
Kelanjutan ceritanya ada di next
post, ya!
#ceritalahir #birthstroy #ceritahamilanakpertama #ceritahalwa